3 research outputs found

    Deteksi Respon Frekuensi Umbi Tropis Menggunakan Metode Near-Field,

    Get PDF
    Pengujian deteksi respon frekuensi umbi tropis menggunakan metode Near field telah dilakukan. Umbi tropis yang diuji pada pengukuran ini adalah porang, iles-iles, ubi cilembu, kentang dan bengkuang. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tingkat sensitifitas umbi tropis terhadap gelombang elektromagnetik. Reflektor horn dirancang sebagai pemandu gelombang elektromagnetik. Ketinggian reflektor horn didesain sesuai dengan perhitungan jarak pada teori near field yaitu 20 cm. Rentang frekuensi pengujian yang diberikan antara 1,4–3,4 GHz. Pengujian dilakukan dengan melakukan percobaan sebanyak 4 kali pada bahan umbi pada waktu yang berbeda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa porang dapat dideteksi pada rentang frekuensi 1,935-2,08 GHz, sedangkan umbi bengkoang dapat dideteksi pada rentang frekuensi 2-2,12 GHz. Umbi cilembu dapat dideteksi pada rentang frekuensi 2,095-2,2 GHz, sedangkan umbi iles-iles dan kentang memiliki rentang frekuensi kerja yang hampir sama yaitu pada rentang frekuensi 2,15-2,34 GHz

    DETEKSI RESPON FREKUENSI UMBI TROPIS MENGGUNAKAN METODE NEAR FIELD

    No full text
    Pada penelitian ini, menjelaskan tentang pengukuran karakteristik pada umbi tropis menggunakan metode near field. Pengukuran terdiri dari 6 jenis umbi yaitu kentang, bengkuang, ubi cilembu, singkong, iles-iles dan porang. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tingkat kensensitifan umbi tropis terhadap frekuensi yang diberikan. Reflektor horn dirancang untuk memantulkan radiasi elektromagnetik dari antena sehingga gelombang elektromagnetik menyebar dan menghasilkan distribusi medan magnet melalui mulut horn. Ketinggian reflektor horn didesain sesuai dengan jarak pada pola radiasi antena near field yaitu 20 cm. Range frekuensi pengukuran antara 1,4 GHz – 3,4 GHz. Pengukuran ini dilakukan dengan pengambilan 10 data yang kemudian dirata-rata dari 4 kali percobaan setiap bahan umbi tropis pada waktu yang berbeda. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan penurunan kadar air dengan semakin lamanya waktu pengujian disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme selama pengujian. Sehingga semakin lama waktu pengujian, kadar air dalam bahan menjadi semakin menurun. Dimana pada proses pengeringan, mikroorganisme tersebut memecah karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga hal ini menyebabkan air terikat yang berada dalam bahan akan terbebaskan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa umbi kentang bekerja pada range frekuensi 2,15-2,345 GHz. Umbi cilembu bekerja pada range frekuensi  2,095-2,2 GHz. Untuk bengkoang bekerja pada range frekuensi 2-2,12 GHz. Umbi singkong tidak dapat dideteksi karena tidak terdapat informasi pada hasil pengujian yang telah dilakukan. Umbi iles-iles bekerja pada range frekuensi 1,4-1,55 GHz dan 2,12-2,34 GHz. Untuk umbi porang bekerja pada range frekuensi 1,935-2,08 GHz. Kata kunci: Near Field, umbi tropis, reflektor horn, dan mikrostri

    DETEKSI RESPON FREKUENSI UMBI TROPIS MENGGUNAKAN METODE NEAR FIELD

    No full text
    Pada penelitian ini, menjelaskan tentang pengukuran karakteristik pada umbi tropis menggunakan metode near field. Pengukuran terdiri dari 6 jenis umbi yaitu kentang, bengkuang, ubi cilembu, singkong, iles-iles dan porang. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tingkat kensensitifan umbi tropis terhadap frekuensi yang diberikan. Reflektor horn dirancang untuk memantulkan radiasi elektromagnetik dari antena sehingga gelombang elektromagnetik menyebar dan menghasilkan distribusi medan magnet melalui mulut horn. Ketinggian reflektor horn didesain sesuai dengan jarak pada pola radiasi antena near field yaitu 20 cm. Range frekuensi pengukuran antara 1,4 GHz – 3,4 GHz. Pengukuran ini dilakukan dengan pengambilan 10 data yang kemudian dirata-rata dari 4 kali percobaan setiap bahan umbi tropis pada waktu yang berbeda. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan penurunan kadar air dengan semakin lamanya waktu pengujian disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme selama pengujian. Sehingga semakin lama waktu pengujian, kadar air dalam bahan menjadi semakin menurun. Dimana pada proses pengeringan, mikroorganisme tersebut memecah karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga hal ini menyebabkan air terikat yang berada dalam bahan akan terbebaskan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa umbi kentang bekerja pada range frekuensi 2,15-2,345 GHz. Umbi cilembu bekerja pada range frekuensi  2,095-2,2 GHz. Untuk bengkoang bekerja pada range frekuensi 2-2,12 GHz. Umbi singkong tidak dapat dideteksi karena tidak terdapat informasi pada hasil pengujian yang telah dilakukan. Umbi iles-iles bekerja pada range frekuensi 1,4-1,55 GHz dan 2,12-2,34 GHz. Untuk umbi porang bekerja pada range frekuensi 1,935-2,08 GHz. Kata kunci: Near Field, umbi tropis, reflektor horn, dan mikrostri
    corecore